Langsung ke konten utama

Emiten Melakukan Stock Split, Fungsinya Untuk Apa?

Di suatu supermarket, ada informasi Wafer Chocolate merk ABCD menampilkan promo beli produk A dengan berat 100 gram senilai Rp 10.000/kotak dan beli produk B mendapatkan 5 kotak senilai Rp 10.000 dengan berat 20 gram per kotak. Bukankah lebih menarik jika kita membeli produk B karena akan mendapatkan 2 kotak dibandingkan kotak A? Bukankah produk B akan mudah laku terjual dibandingkan produk A karena nilai jual lebih murah? Produk mana yang akan meningkatkan penjualan Wafer Chocolate merk ABCD, apakah produk A atau produk B? 
Strategi produk B yang dipasarkan oleh perusahaan akan memberikan daya tarik untuk konsumen dalam membeli produk tersebut. Masyarakat yang ekonominya menengah ke bawah akan lebih mudah mendapatkan uang tunai senilai Rp 2.000 dibandingkan Rp 10.000, sehingga potensi tersebut akan membuat produk B lebih banyak laku dibandingkan produk A. Hal tersebut sama menariknya dengan saham untuk diperjualbelikan oleh investor. Secara umum investor akan lebih tertarik dengan harga yang murah jika disuruh milih untuk membeli perusahaan A dengan harga Rp 1.000/lembar dibandingkan perusahaan B dengan harga Rp 2.000/lembar. Bagaimana cara perusahaan agar saham perusahaan B mudah diperjualbelikan (likuid) oleh investor? Salah satu caranya yaitu melakukan pemecehan nominal saham yang sering disebut dengan stock split
Stock Split merupakan aksi korporasi yang dilakukan emiten untuk memecahkan nilai nominal saham kedalam nilai nominal yang lebih kecil, dengan cara memecahkan selembar saham menjadi beberapa lembar saham. Pelaksanaan stock split dilakukan dengan menggunakan rasio tertentu, sehingga jumlah lembar saham yang beredar di publik akan meningkat secara proporsional, dan modal yang dimiliki oleh si pemegang saham tidak berubah. Secara mudahnya dampak dari aksi stock split yang dilakukan oleh emiten yaitu harga saham akan dipecah dimana dulu harganya mahal menjadi murah dan kepemilikan saham investor akan menjadi bertambah. 
Emiten yang melakukan stock split memiliki tujuan, seperti: 
  1. Menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga dapat memberatkan publik untuk memiliki saham tersebut.
  2. Menambah jumlah saham beredar di publik agar banyak investor yang dapat memiliki saham tersebut. 
  3. Meningkatkan likuiditas saham di pasar. 
Bagaimana Stock Split terjadi? 
Proses stock split tidak jauh berbeda dengan cara mendapatkan dividen dimana akan ada pengumuman dari emiten untuk aksi stock split yang akan diselenggarakan. Informasi yang harus diketahui oleh investor, yaitu: 
source: RTI Business 
1. Stock Split Ratio (Old:New) 
Informasi yang akan memberikan perbandingan jumlah saham lama dipecah menjadi yang baru. Seperti contoh saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melakukan stock split 1:5, artinya setiap 1 saham lama akan dipecah menjadi 5 saham. Jika seorang investor mempunyai saham UNVR sebanyak 1 lot (1 lot=100 lembar) maka akan berubah menjadi 5 lot saham UNVR. Selain perubahan kepemilikan saham maka harga saham juga akan berubah. Dimana pada tanggal 30 desember 2019 harga saham UNVR senilai Rp 42.000/saham dan tanggal 02 januari 2020 menjadi 8.400/saham. 
2. Cum Date 
Batas terakhir bagi investor yang ingin memiliki saham tersebut dengan nilai nominal lama di bursa. 
3. Ex Date 
Bagi investor yang melakukan transaksi beli/jual saham saat tanggal Ex Date maka menggunakan nilai nominal yang sudah di stock split 
4. Recording Date 
Tanggal terakhir dilakukannya penyelesaian transaksi di Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal lama. 
5. Trade Date 
Semua transaksi beli/jual saham akan menggunakan acuan harga dengan nilai nominal baru baik itu penyelesaian transaksi saham dan distribusi saham di Bursa Efek Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Psikologi Trading: Mengapa Emosi Memainkan Peran Penting

  Halo para pembaca! Apakah Anda pernah merasa seperti Anda memiliki segala pengetahuan tentang pasar keuangan, tetapi tetap saja merasa terjebak dalam siklus kerugian? Nah, itulah yang akan kita bahas dalam artikel ini. Kami akan melihat mengapa psikologi berperan begitu penting dalam dunia trading dan bagaimana emosi dapat menjadi ujung tombak keberhasilan atau kegagalan kita. sumber: Trader my life 1. Navigasi di Lautan Emosi Pasar Keuangan Dalam dunia trading, kita seringkali berlayar di lautan emosi yang tak terduga. Bayangkan Anda sebagai kapten kapal kecil di tengah badai, di mana emosi adalah ombak yang datang dan pergi, memengaruhi setiap langkah Anda. Peran Emosi dalam Mengambil Keputusan Trading Emosi kita memiliki peran utama dalam setiap keputusan trading yang kita buat. Ketika kita melihat grafik harga bergerak naik, euforia mengalir seperti arus kuat, mendorong kita untuk membuka posisi beli. Namun, ketika pasar mulai turun, rasa takut bisa membuat kita terjebak dala...

NFP Hanya 12.000! Bagaimana Reaksi The Fed di FOMC November 2024 ?

Sumber: Bloomberg Data Non-Farm Payrolls (NFP) terbaru menunjukkan hasil mengejutkan: hanya 12.000, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 100.000. Angka ini membuat banyak pihak berspekulasi mengenai arah kebijakan Federal Reserve (The Fed) dalam pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee) pada 6-7 November 2024. Yuk, kita kupas bagaimana data ini bisa memengaruhi keputusan suku bunga The Fed dan apa dampaknya bagi pasar! Apa Itu NFP dan Mengapa Penting untuk The Fed? Non-Farm Payrolls atau NFP adalah laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat yang mencakup jumlah pekerja baru, kecuali sektor pertanian. Data ini sering menjadi acuan untuk melihat kesehatan ekonomi AS. Jika NFP tinggi, ekonomi dianggap sedang tumbuh dan lapangan kerja melimpah. Sebaliknya, NFP yang rendah bisa jadi tanda pelemahan ekonomi. Dengan hasil yang jauh di bawah ekspektasi, angka NFP kali ini mengindikasikan kemungkinan penurunan aktivitas ekonomi. Dalam konteks ini, The Fed perlu mempertimbangkan apakah merek...

Menelusuri Langkah-Langkah BI: Kenapa RDG Bank Indonesia Putuskan Menaikkan Suku Bunga

Hai Sobat Tanyasaham! Jumpa lagi dengan kami di blog kami yang selalu siap memberikan update terkini seputar dunia keuangan. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas keputusan seru dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang digelar pada 23-24 April 2024. Pasti penasaran dong kenapa BI tiba-tiba memutuskan untuk menaikkan BI-Rate dan suku bunga lainnya? Nah, simak terus yuk! Gambar: kompas.com Jadi begini ceritanya, RDG Bank Indonesia kali ini memutuskan untuk menaikkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25%. Lalu, suku bunga Deposit Facility juga ikut naik sebesar 25 bps menjadi 5,50%, dan suku bunga Lending Facility juga naik 25 bps menjadi 7,00%. Wah, cukup banyak juga ya kenaikannya. Tapi, nggak sembarangan lho keputusan ini diambil. Ada alasan kuat di baliknya. BI melakukan langkah ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah. Kenapa? Karena ada risiko global yang makin memburuk. Nah, gimana sih ceritanya? Jadi gini, belakangan ini ketegangan geopolitik di Timur T...